Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Seni Budaya Kelas 7 Bab 16 Mementaskan Fragmen


Hal yang penting dilakukan berkaitan dengan pementasan teater yaitu tata rias, tata busana, tata suara, tata panggung dan tata lampu. 





Tata rias dapat mengubah dan menguatkan karakter tokoh. Wajah muda dapat diubah menjadi tua. Tata rias juga dapat mengubah kulit seolah-olah terluka atau bahkan anggota tubuh seolah-olah ada yang patah. Tata rias di dalam teater disebut dengan tata rias karakter.





Berikut contoh karakter tata rias Roro Jonggrang : 





Materi Seni Budaya Kelas 7 Bab 16




Berikut contoh karakter tata rias karakter Wow : 









Tata busana juga berperan penting dalam penampilan tokoh. Tata busana dapat menunjukkan karakter tokoh yang diperankan. Misalnya peran pengemis, tata busana yang dipakai berupa pakaian yang lusuh seperti pengemis. Tata busana juga berfungsi untuk menguatkan karakter tokoh di dalam pementasan teater.





Pementasan teater dengan cerita fabel, tata busana disesuaikan dengan peran. Misalnya, okoh harimau memakai tata busana seperti harimau. Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan.





Berikut contoh Pertunjukan Teater Cinta Lakon “Aljabar” : 









Tata suara pada pementasan teater memiliki arti penting karena penyampaian pesan dilakukan dengan cara berdialog. Tata suara mencakup sound system dan suara pemain itu sendiri. Peralatan tata suara dirancang dengan baik sehingga dialog dapat terdengar jelas. 





Tata suara juga mencakup aspek musik pengiring sebagai ilustrasi suasana. Perlu penempatan secara matang musik pengiring dengan menggunakan kaset atau iringan langsung. Musik pengiring merupakan kesatuan dalam pementasan teater. 





Berikut contoh iringan musik : 









Menggunakan musik hidup perlu menempatkan pemain musik sesuai dengan tata teknik pentas sehingga tidak mengganggu pementasan





Tata panggung ada yang bentuknya lingkaran, ada juga yang bentuknya tapal kuda. Tata panggung di luar atau di dalam gedung memiliki karakteristik tersendiri. Jika tata panggung di luar (outdoor) diperlukan tata suara memadai karena adanya gangguan dari sekeliling. 





Penataan suara tata panggung di dalam gedung (indoor)berbeda dengan panggung diluar (outdoor). Tata panggung berhubungan dengan setting atau latar cerita yang dipentaskan. Manajemen panggung perlu memperhitungkan secara cermat jeda untuk mengganti latar panggung sehingga pementasan berjalan mengalir. 





Berikut contoh Pertunjukan ”Torotot Heong The Song Of Kabayan (2009)” : 









Tata lampu pada pementasan teater berfungsi membangun suasana. Jika pementasan teater dilaksanakan siang hari dan di ruang terbuka, tidak diperlukan tata lampu. Tata lampu tidak hanya mencakup lampu panggung saja, tetapi juga bagian dari setting panggung, misalnya penggunaan lampu teplok atau petromaks untuk menunjukkan suasana rumah pedesaan zaman dulu.





Evaluasi pementasan dilakukan saat akhir pementasan. Saat evaluasi, kebesaran hati diperlukan untuk menerima kritik dan masukan atas semua yang telah dikerjakan. Tanggapi semua saran dan masukan untuk sesuatu yang lebih baik lagi. 





Tujuan evaluasi yaitu :





  1. Mengetahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pementasan
  2. Umpan balik untuk perbaikan pada tahun berikutnya
  3. Saling menghargai kerja tim
  4. Hasil akhir merupakan hasil kerja tim bukan perorangan




Cerita atau legenda sering menjadi tema pertunjukan teater tradisional maupun modern dengan adaptasi disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya dalam bentuk cerita atau legenda tetap harus dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya. 





Cerita dan legenda dapat dijadikan sebagai media atau wahana untuk menyampaikan pesan moral kepada generasi muda. Warisan budaya dalam bentuk cerita atau legenda dapat juga dijadikan salah satu pilar ekonomi kreatif.





Pelaksanaan pementasan Fragmen dapat terlaksana dengan baik atau tidak sehingga mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat pendukungnya. tergantung dari kerjasama tim. Kemampuan dalam manajemen pertunjukan merupakan salah satu kunci keberhasilan. Manajemen pertunjukan dapat berhasil jika semua anggota tim bahu-membahu bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.  





Kemampuan dalam tata rias, tata busana, tata lampu, dan tata panggung, merupakan keterampilan yang harus dikuasai dalam pementasan teater. Aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.





Daftar Pustaka
Purnomo, E., Deden, H., Buyung, R. & Julius, J. 2017. Seni Budaya SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.