Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 11 Menyanyikan Lagu Tradisional
Setiap daerah memiliki lagu yang berbahasa ibu yaitu menggunakan bahasa daerah. Menyanyikan lagu daerah diiringi dengan alat musik tradisional. Indonesia memiliki lagu dan alat musik tradisional yang mendapat pengaruh dari beberapa negara seperti India, China, Portugis, dan negara lainnya.
Setiap suku di Indonesia memiliki lagu daerah yang menggunakan bahasa daerah setempat. Lagu-lagu daerah biasanya diiringi dengan seperangkat alat musik daerah yang sering disebut dengan karawitan. Istilah karawitan untuk menunjuk pada seperangkat alat musik tradisional secara lengkap.
Seni musik karawitan dimainkan dengan ansambel gamelan atau pertunjukan lain yang bersifat tradisional dan anonimus. Usia komposisi karawitan sulit ditentukan. Seorang pemain/seniman ahli karawitan menambah atau mengurangi komposisi karawitan yang dimainkan, begitu juga dengan gaya.
Pada musik karawitan Betawi gaya dalam gambang kromong disebut liaw sangat lazim pada periode tertentu dan wilayah tertentu. Komposisi karawitan dapat mengembangkan perbedaan dari sebuah wilayah dengan wilayah lain sepanjang waktu, menyebabkan gaya yang berbeda. Gaya musikal adalah ciri khas atau karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi.
Gaya lokal adalah karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya, disebut juga entitas lokal genius. Gaya individual adalah tipologi karakteristik seorang pencipta lagu yang membedakannya dengan pencipta lagu lainnya.
Gaya periodikal adalah tipologi karakteristik zaman tertentu yang menghasilkan gaya musikal tertentu. Gaya dalam bentuk musikal adalah tipologi karakteristik yang dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musikal yang ada, misalnya pada berbagai karya musik Betawi.
Musik Betawi diantaranya dalam gambang kromong lagu sayur, dengan lagu phobin, atau dalam kroncong tugu antara kroncong asli, langgam, dan stambul. Dalam karawitan Betawi gaya atau musical style dikenal dengan istilah Liaw.
Pada pertunjukan lagu daerah, dibawakan oleh seorang penyanyi. Penyanyi lagu daerah yang diiringi musik Tradisional di Jawa, Sunda dan Bali disebut Sinden. Di Sumatra Utara disebut Perkolong-kolong. Di Kalimantan disebut Madihin yaitu menyanyikan pantun diiringi tabuhan gendang.
Setiap daerah memiliki nama tersendiri bagi seorang penyanyi yang diiringi dengan orkestrasi musik tradisional. Menyanyikan lagu daerah ada yang dilakukan seorang diri, ada juga yang dilakukan berkelompok. Madihin adalah penyanyi yang menyanyikan pantun seorang diri sekaligus sebagai pemusiknya.
Sinden dapat dilakukan secara berkelompok tetapi dapat juga dilakukan seorang diri. Mereka menyanyi dalam satu suara atau disebut menyanyi secara unisono. Menyanyi secara unisono membutuhkan kerjasama antara anggota kelompok karena jika berbeda sendiri suaranya akan terlihat tidak bagus.
Menyanyi pada masyarakat sering dilakukan sesuai kebutuhan. Ada lagu yang dinyanyikan ketika upacara tertentu seperti pernikahan, ibadah di gereja, kelahiran, kematian, dan permainan. Ada juga lagu yang berisi nasihat atau sanjungan terhadap makhluk sesama. Ibu-ibu di daerah sering menyanyikan lagu nasihat saat menidurkan anaknya.
Demikian juga anak-anak dan remaja masih sering menyanyi sambil melakukan permainan. Hal ini membuktikan bahwa menyanyi secara unisono maupun perseorangan sering dilakukan oleh masyarakat.
Setiap daerah memiliki lagu yang dinyanyikan pada saat tertentu dengan bahasa daerah. Lagu tersebut merupakan kekayaan yang dapat dijadikan sebagai sarana pembentukan karakter dan pendidikan sikap pada anak dan remaja. Nasihat yang disampaikan melalui lagu lebih bermakna dan dapat diterima.
Berikut contoh lagu daerah berjudul Lir Ilir:
Berikut contoh lagu daerah berjudul Jali-jali :
Setiap daerah memiliki teknik dan gaya dalam menyanyikan lagu tersebut. Lagu daerah ada yang bersifat dolanan. Lagu ini dinyanyikan oleh anak-anak dan remaja. Mereka bernyanyi sambil melakukan permainan tradisional.
Lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi tempat lagu tersebut harus dinyanyikan.